Madrid, 2 Juli 2025 — Eropa sedang dilanda gelombang panas ekstrem yang memecahkan rekor suhu di berbagai negara. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait perubahan iklim global.
Negara-Negara yang Terdampak
- Spanyol & Portugal: Suhu mencapai 46°C, menyebabkan puluhan kebakaran hutan.
- Prancis: Lebih dari 30 departemen dalam status siaga maksimum.
- Inggris: Mencatat bulan Juni terpanas sejak 1884, dengan suhu hingga 34°C.
- Italia: Beberapa kota seperti Roma dan Palermo mencatat suhu di atas 44°C.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Gelombang panas ini berdampak langsung pada sektor kesehatan, transportasi, dan produktivitas kerja. Rumah sakit dipenuhi pasien dengan gejala heatstroke, sementara beberapa rute kereta api mengalami pembatalan.

Krisis Iklim: Ancaman yang Nyata
Menurut European Environment Agency (EEA), suhu musim panas di Eropa telah meningkat lebih dari 2°C dalam dua dekade terakhir.
“Tanpa langkah tegas untuk menurunkan emisi, kita akan menghadapi musim panas seperti ini setiap tahun,” ujar Dr. Anna Lefevre, peneliti iklim dari Universitas Sorbonne.
Tanggapan Internasional
Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa tidak hanya menjadi perhatian nasional di masing-masing negara terdampak, tetapi juga memicu respons dari berbagai lembaga internasional dan komunitas global.
Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan peringatan dini dan panduan darurat bagi negara-negara Eropa. WHO mendorong pemerintah untuk:
-
Mendirikan cooling center (pusat pendingin) di kota-kota besar untuk publik yang rentan.
-
Membagikan air minum gratis di ruang terbuka dan stasiun transportasi.
-
Menyediakan edukasi kesehatan terkait heatstroke, dehidrasi, dan dampak panas ekstrem pada anak-anak dan lansia.
“Kita sedang menghadapi krisis kesehatan akibat perubahan iklim. Negara harus menganggap gelombang panas ini sebagai bencana iklim yang nyata,” — Dr. Maria Van Kerkhove, WHO Climate Response Lead
Apakah ini hanya awal dari musim panas terpanas dalam sejarah modern?